Bayi mempunyai sistem imum yang masih imatur dan rentan. Alergi susu biasanya terjadi saat sistem imun bayi menyadari (atau mengganggap) bahwa kandungan protein pada susu sapi sebagai zat yang berbahaya. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul.
Kenali gejalanya. Gejala pada alergi susu sapi hampir sama dengan gejala alergi makanan lainnya. Biasanya akan menyerang kulit, saluran cerna, dan saluran napas. Reaksi akut (jangka pendek) yang sering terjadi adalah gatal-gatal pada kulit. Sedangkan reaksi kronis (jangka panjang) yang terjadi adalah asma, dermatitis (eksim kulit) dan gangguan saluran cerna. Terdapat 3 pola klinis respon alergi protein susu pada bayi yaitu:
- Rekasi cepat. Gejala terlihat dalam 45 menit setelah anak minum susu sapi. Waspadai jika muncul bintik merah (seperti campak) atau gatal pada kulit bayi. Bisa juga terjadi gangguan sistem saluran napas seperti napas berbunyi “ngik,” bersin, hidung dan mata gatal, dan mata merah.
- Reaksi sedang. Gejala terlihat antara 45 menit hingga 20 jam setelah bayi mengonsumsi susu sapi. Gejala yang sering timbul adalah muntah atau diare.
- Reaksi lambat. Gejala mulai terlihat lebih dari 20 jam setelah bayi minum susu. Tanda-tanda yang sering timbul adalah diare, konstipasi (sulit buang air besar) dan dermatitis (gangguan kulit).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar