*Kalau sedang ditatap oleh si dia rasanya jantung
ini semakin bedebar debar tak karuan. Selalu ingin balas menatapnya
lekat-lekat. Supaya dia tau kita juga meresponnya. Supaya dia tau kita
juga ada mau dengannya. Bukan! Ini bukan cinta. Ini hanya nafsu. Cinta
itu ketika dia menatap maka kita tersipu malu dan menghidar dari
tatapannya. Memalingkan muka dan ingin cepat cepat pergi darinya.
Segera lari ke kamar dan mencari cermin. Meyakinkan diri di depan
cermin kalau kita sebenarnya memang layak untuk ditatap. Itulah jatuh
cinta.
*Kalau mendapat sms darinya kita langsung
membalasnya cepat cepat. Tanpa pikir panjang tanpa menelaah baik baik
apa isinya. Pikiran keburu melayang yang akhirnya dikuasai oleh
perasaan GR, merasa sedang dicintai dan kita pun ingin sesegera mungkin
mengantarkan cinta kita lewat balasan pesan singkat itu. Bukan! Ini
bukan cinta. Ini hanya nafsu. Cinta itu ketika kita
mendapat sms darinya pasti akan memandangi sms itu berlama lama lalu
mengangkan kata kata yang ada dibalik sms itu. Untuk membalasnya pasti
butuh waktu yang lama, karena akan banyak mengahpus kata dan mencari
pilihan kata yang paling tepat. Itulah jatuh cinta.
*Kalau berpapasan dengannya maka akan belama lama ngobrol dan mencari cari topik untuk dibicarakan. Merasa
senang sekali kalu dia juga menanggapi topik pembicaraan kita. Mata
kita akan berbinar binar mendengar setiap gerakan bibirnya saat
menanggapi obrolan kita. Makin dia menahan kita dengan dialog panjang
lebar maka makin berdebar debarlah jantung kita. Bukan! Ini bukan cinta. Ini hanya nafsu. Cinta itu ketika kita berpapasan dnegannya pasti akan kaget dan ingin segera berlalu. Menyapa
seperlunya karena takut mulut ini tiba tiba mengeluarkan semua isi
hati. Bibir terasa kaku dan bergetar. Kentara sekali kalo wajah ini
tiba tiba jadi pucat pasi. Rasanya ingin segera melewatinya saja dan
lalu berbalik badan setelah berhadil melaluinya. Sesaat kemudian akan
merasa puas dengan melihat bagian punggungnya saja. Menghela nafas
panjang dan berharap menemukan kata ”punggung ini merindukan pelukmu”
yang tertulis di atas punggung itu, lalu mentertawakan diri sendiri
karena telah mengharapkan sesuatu yang bodoh. Itulah jatuh cinta.
*Kalau tau si dia ternyata
mencintai orang lain dan hanya menganggap kita teman maka kita akan
menangis tersedu sedu dan merasa sangat kehilangan. Berusaha sebaik
mungkin untuk memperbaiki diri supaya bisa diterima dan dia segera
berpaling ke kita. Belajar dan mempelajari apa yang dia mau. Berkorban
demi menjadi apa yang dia mau. Selalu berdalih cinta itu pengorbanan
maka pengorbanan harus dilakukan sebelum janur kuning melengkung. Bukan! Ini bukan cinta. Ini hanya nafsu. Karena cinta itu bukan ajang untuk memenagkan pertandingan memperebutkan seseorang. Cinta
itu dengan lapang dada menerima kenyataan kalau dia memang tak cinta
kita. Karena cinta itu bukan hanya milik kita dan dia. Cinta juga milik
mereka yang membutuhkan cintanya. Cinta itu harapan untuk mendapatkan apa yang memang benar berhak dan pantas kita dapatkan. Itulah jatuh cinta.
Itulah cinta dan jatuh cinta.
Terasa sangat manis bila dibicarakan tapi berasa pahit bila dirasa.
Tiap orang punya citarasa dan nuansa tersendiri. Yang unik. Yang
menggelikan. Yang lucu. Atau yang penuh haru. Semua itu adalah warna
warni kehidupan. Dan di dalamnya tersimpan berjuta cerita.
Oh, ada satu lagi definisi yang tertinggal…
*Kalau mendengar si dia sakit, maka langsung kelabakan mencari tahu apa penyakitnya. Langsung memberikan perhatian dan berusaha datang ke rumahnya dengan membawakan banyak oleh oleh. Selalu memantau via sms dan menanyakan sudah sembuh atau belum. Bukan!
Ini bukan cinta. Ini hanya nafsu. Cinta itu ketika mendengar dia sakit
akan memberinya dukungan doa agar lekas sembuh. Berusaha menengok ke
rumahnya bila punya waktu tapi tak berani masuk dan hanya berdiri di
depan pintu gerbangnya. Rasanya cukup puas hanya dengan memandangi
rumahnya dari kejauhan. Lalu buru buru pergi karena anjing tetangganya
sudah pasang taring dan siap memangsa,
larrrrrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiii…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar