Pemeo
Cinta Itu Buta memang benar bisa terjadi. Ada beberapa orang yang
memang dibutakan perasaannya dan pikirannya karena cinta. Mereka
mencintai pasangannya secara berlebihan. Dan yang kita tahu bahwa
segala sesuatu yang berlebihan biasanya menimbulkan dampak yang kurang
baik. Wajar kalau yang mencintai membabi-buta akan mendapatkan
kekecewaan.
Seorang
wanita mengeluh,”Apa yang kurang dariku ? Semuanya sudah kuberikan
tetapi mengapa ia selalu mengecewakanku?”. Selanjutnya seorang pria
mengatakan,”Aku mencintai dirinya sedalam lautan, aku memberikan apapun
yang kumiliki untuknya. Tapi mengapa ia tak bisa mencintaiku seperti aku
mencintainya?” Dan masih banyak lagi keluhan-keluhan berbagai orang
tentang hubungan cintanya.
Cinta itu butuh kedewasaan.
Mungkin
semua tahu ada istilah Cinta Monyet. Cinta monyet adalah istilah yang
dipakai untuk menyebutkan hubungan cinta antara ABG (remaja). Remaja
belasan tahun dianggap belum mengerti tentang cinta. Ketertarikan satu
sama lainnya membuat mereka menjalin hubungan asmara. Tentu itu suatu
hal yang wajar dan alami sesuai dengan perkembangan kebutuhan psikologis
dan biologisnya. Ketika sepasang remaja dilanda cinta, tentu cinta
mereka berkembang sesuai dengan perasaannya saja. Buat si wanita,
perasaan menjadi nomor satu. Logika dikebelakangkan. Bahwa hubungan
cinta itu akan mengarah kemana sama sekali tidak dipikirkan. Sedangkan
untuk si pria biasanya memiliki cinta yang hanya untuk membuktikan
bahwa dia seorang lelaki yang bisa menahlukan wanita. Ini merupakan
sifat alami karena gen pria memiliki kecenderungan untuk menguasai
lawan jenisnya. Si pria cenderung meminta si wanita melakukan apapun
yang diinginkannya. Dan kemungkinan besar si wanita tidak mampu
memenuhinya akhirnya hubungan asmara mereka berlangsung singkat. Dan
akhirnya rasa cinta mereka menghilang seiring berjalannya waktu.
Jadi
untuk mencintai seseorang kita membutuhkan kedewasaan dalam bersikap.
Kedewasaan adalah suatu sikap yang mengkombinasikan antara logika, etika
dan perasaan. Pemahaman rasa saling menghargai dan sikap untuk bisa
saling mengalah biasanya sudah tumbuh pada orang dewasa (biasanya
menginjak usia ke 20 tahun). Jadi mungkin lebih baik bagi kita mempunyai
hubungan asmara setelah menginjak usia 20 tahun.
Cinta membutuhkan keiklasan.
Selain
cinta kepada lawan jenis juga ada cinta terhadap keluarga. Cinta
seorang ibu kepada anaknya umumnya adalah cinta / kasih yang tulus iklas
tanpa tendensi mengharapkan balasan sama sekali dari anaknya. Biasanya
dikarenakan besar dan tulus cintanya seorang ibu akan melakukan apa saja
demi kebaikan anaknya tanpa pamrih apapun. Si Ibu akan selalu memaafkan
apapun kesalahan anaknya. Itulah cinta yang sejati karena dilandasi
rasa iklas.
Bila
kita memiliki rasa iklas ketika mencintai pasangan kita biasanya kita
akan sanggup mengalah untuk perbedaan kecil maupun perdebatan kecil.
Rasa sayang kita mengalahkan keegoan kita. Itu terbentuk dari rasa iklas
yang ada. Dan bilamana hubungan itu berlanjut lama tapi akhirnya
berpisah, biasanya tidak ada rasa dendam yang terjadi setelah
perpisahan. Keiklasan menyayangi akan menimbulkan Keiklasan untuk
melepasnya.
So
akhirnya bisa disimpulkan bahwa untuk menyayangi seseorang dengan
bijak, diluar rasa tertarik kita pada fisik seseorang dan
kepribadiannya, kita juga membutuhkan rasa iklas dalam menyayangi dan
butuh kedewasaan mengiringi hubungan asmara tersebut. Kedewasaan
artinya selalu ada pertimbangan logika dalam berhubungan dan seyogyanya
mempunyai target tujuan dalam hubungan itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar