Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul.
Angka Kejadian
Angka kejadian (prevalensi) dismenore berkisar 45-95 persen (sumber: USA, November 2006). Wanita yang mengalami dismenore sampai parah dapat mencapai 15 persen.
Angka kejadian (prevalensi) dismenore berkisar 45-95 persen (sumber: USA, November 2006). Wanita yang mengalami dismenore sampai parah dapat mencapai 15 persen.
Penyebab
Penyebab dismenore bermacam-macam, bisa karena penyakit (radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, stres atau cemas yang berlebihan. Penyebab lain dari dismenore diduga terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.
Penyebab dismenore bermacam-macam, bisa karena penyakit (radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, stres atau cemas yang berlebihan. Penyebab lain dari dismenore diduga terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.
Klasifikasi
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati.
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati.
Berdasarkan jenis nyeri adalah:
- Dismenore spasmodik.
- Dismenore kongestif.
Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati adalah:
- Dismenore primer.
- Dismenore sekunder.
Dismenore Berdasarkan Jenis Nyeri
Dismenore Spasmodik
Dismenore spasmodik adalah nyeri yang
dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera
setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda
maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang
mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.
Tanda dismenore spasmodik, antara lain:
Tanda dismenore spasmodik, antara lain:
- Pingsan.
- Mual.
- Muntah.
- Dismenore spasmodik dapat diobati atau dikurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
Dismenore Kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui
beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2
dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak
terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid,
penderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik. Gejala yang
ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:
- Pegal (pegal pada paha).
- Sakit pada payudara.
- Lelah.
- Mudah tersinggung.
- Kehilangan keseimbangan.
- Ceroboh.
- Gangguan tidur.
- Timbul memar di paha dan lengan atas.
Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati adalah:
1) Dysmenorrhea primer ( Dismenore / Nyeri haid )
Dysmenorrhea primer adalah nyeri menstruasi
yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Dismenorea
primer terjadi beberapa waktu setelah menarke, biasanya sesudah menarke,
umumnya sesudah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus
menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarke biasanya bersifat
anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau
bersama-sama dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung sampai beberapa hari.
Sifat rasa nyeri ialah kejang yang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
pada perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha.
Rasa nyeri dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare.
2) Dysmenorrhea sekunder
Dysmenorrhea sekunder dikaitkan dengan
penyakit pelvis organik, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis,
stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus. IUD
juga dapat merupakan penyebab dismenorea ini. Dismenore sekunder dapat
disalah artikan sebagai dismenore primer atau dapat rancu dengan
komplikasi kehamilan dini, terapi harus ditunjukkan untuk mengobati
penyakit dasar.
PENGOBATAN
Pengobatan dismenore primer yang sering dipakai
adalah golongan NSAID yaitu : aspirin, naproksen, ibuprofen,
indometasin, dan asam mefenamat. Obat-obatan ini sering kali lebih
efektif jika diminum sebelum timbul nyeri. Karena dismenorea jarang
menyertai perdarahan tanpa ovulasi, maka pemberian kontrasepsi oral
untuk menekan ovulasi juga merupakan pengobatan yang
efektif. Untuk dismenore sekunder, terapi harus di tujukan untuk
mengobati penyakit dasar.
Terapi dismenore yang lebih sederhana tapi efektif dan tidak memiliki efek samping bisa Anda dapatkan dari Obat Herbal Dismenore XAMthone plus. Obat Herbal XAMthone plus terbuat
dari bahan-bahan alami yang diolah dengan menggunakan teknologi tinggi
oleh tangan-tangan profesional sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas premium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar